500 Warga Tiongkok Masuk Islam Setelah Melihat Pemakaman Sederhana Raja Saudi

TELAH kita ketahui bahwa ka’bah merupakan kiblat umat Muslim. Dan berkujung ke baitullah itu merupakan kewajiban umat Muslim, yang terdapat pada rukun Islam. Ternyata bukan hanya itu saja, melalui ka’bah ternyata dapat menggetarkan hati seseorang yang melihatnya. Hingga orang-orang non Muslim pun kini tertarik hingga ingin masuk Islam.

Sungguh pemakaman yang sangat sederhana bagi seorang Raja, pemimpin negara sekaligus orang terkaya di Saudi. Namun, hal ini memang bukanlah hal yang aneh mengingat dalam hukum Islam juga di ajarkan demikian.

Melihat kesederhanaan dari pemakaman Raja Abdullah ini membuat 500 pekerja asal Tiongkok menjadi tersentuh dan memutuskan untuk menjadi mualaf.


Salah satu harian Arab Saudi mengunggah sebuah video ke situs YouTube yang menunjukkan 500 warga Tiongkok tersebut ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.

“Mereka semua menjadi Muslim setelah melantunkan melalui pengeras suara ‘Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah’. Demikian isi dalam video singkat seperti yang dilapotkan oleh OnIslam.net.

Video itu menunjukkan para pekerja asal China berkumpul dekat kantor perusahaan mereka di kota Jubail bagian timur dan membaca Syahadat, atau deklarasi iman.

Mereka juga menerima penjelasan dari otoritas keagamaan Saudi tentang bagaimana untuk memeluk agama baru mereka tersebut.

Raja Abdullah meninggal Jumat lalu dan digantikan oleh saudaranya Pangeran Salman.

Jenazah raja dibawa dengan ambulans menuju ke masjid untuk dishalatkan sebelum dimakamkan di sebuah pemakaman umum di Riyadh. Makam raja yang dulunya memiliki kekayaan besar itu sesuai dengan hukum Islam, dimana di atas pusaranya hanya dipasang sebuah tanda batu tanpa nama.

Pekerja yang telah mengganti namanya menjadi Hamza (42) ini mengaku tertarik pada Islam setelah melihat ka’bah untuk kali pertama di televisi Saudi. “Ini menggetarkan saya. Saya menyaksikan siaran langsung shalat dari Masjidil Haram dan umat Islam yang sedang berjalan memutari ka’bah (tawaf),” katanya.

”Saya bertanya ke teman yang Muslim tentang semua hal ini. Dia kemudian mengantarkan saya ke Kantor Bimbingan Asing yang ada di perusahaan, di mana saya memiliki kesempatan untuk belajar tentang berbagai aspek mengenai Islam,” tuturnya. Kini Hamza merasa lebih bahagia dan lebih santai setelah menjadi seorang Muslim.

Pekerja lainnya, Ibrahim (51), mengalami peristiwa yang hampir serupa pada September tahun lalu. Dia yang bekerja di bagian pemeliharaan perusahaan negara, Kereta Api Cina, menjadi seorang Muslim usai melihat ka’bah. “Meskipun kami berada di Cina, kami tidak memiliki kesempatan untuk belajar tentang Islam. Ketika saya mencapai Mekkah, saya sangat terkesan oleh perilaku banyak warganya. Perlakuan yang sama bagi orang Muslim dan non-Muslim memiliki dampak besar pada saya,” tambahnya.

Sementara, Abdullah Al-Baligh (51), terinspirasi untuk memeluk Islam setelah melihat perubahan positif dari rekan-rekannya yang lebih dulu menjadi mualaf. “Enam bulan setelah saya tiba di Makkah, saya melihat bahwa rekan saya, yang sudah menjadi Muslim, telah benar-benar berubah. Tingkah lakunya patut dicontoh. Saya menyadari bahwa Islam adalah kekuatan penuntun di balik perubahan tersebut,” ujarnya.

“Ketika saya bertanya padanya, ia mengatakan bahwa ia sama sekali tak tahu tentang agama ini selama di Cina. Sekarang, ia memiliki pemahaman yang tepat tentang Islam dan ingin menjadi lebih teladan.”

Begitu pula dengan Younus. Pekerja asal Cina ini baru mempelajari Islam ketika berada di Makkah. “Islam di Cina begitu kurang. Aku baru mengetahui Islam setelah datang ke Saudi,” ujarnya. [Berbagai Sumber]

Share this: